Thursday, September 22, 2005

Mari seterusnya mandi

"Kenapa?"
"Cape"
"Mau dipijitin?"
"Nggak, nggak perlu"
"Kenapa sih?"
"Nggak apa-apa"
"Udah sini, tengkurep"
"Udah jangan maksa. Ngapain aja hari ini?"
"Nothing special. Aku ketemu Tino barusan sore"
"Tino? Si Gino?"
"Iya, sobat kamu itu. Lagi belanja sama cewenya yg baru-lulus-SMA-itu"
"Apa kabar, dia? Udah lama aku nggak ngontak tuh anak"
"Makin tambun. Katanya dia mau nikah"
"Sukur deh, kelamaan bujangan nggak bagus juga"
"Eh, ngaca"
"Loh, aku jelas-jelas macarin cewe bener. Nah dia? Mana pernah pacarnya bener"
"Bener?"
"Semua cewe dipacarin. Cewe gatel masih enak didenger. Cowo gatelan basi"
"Loh apa salahnya pacaran?"
"Nggak salah, pilih-pilih napa"
"Iya mungkin pacaran salah satu cara dia milah. Buktinya sekarang dia berani mutusin nikah"
"Udah ah capek, mandi dulu. Besok aku telpon Tino, buat mastiin"
"Loh, apa posisi kamu mastiin dia untuk nikah sama cewe pilihannya"
"Aku bilang: Mau mastiin, sayangggg. Konfirmasi beneran mau nikah apa nggak. Terserah dia mau nikah sama siapa juga"
"By the way, papah barusan nelpon. Nanyain kamu"
+mandiiiiiiiii, pura-pura nggak denger+